Home >Unlabelled > Renungan 6: Maafkanlah
Renungan 6: Maafkanlah
Posted on Jumat, 21 Oktober 2011 by joges
"Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta
berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh". (QS. Al A'raaf:199)
Saat kita dilukai oleh seseorang tentu akan menyisakan luka pada diri kita.
Namun luka yang lebih berbahaya adalah luka di hati, luka secara emosional.
Luka emosional sering kali muncul saat kita diejek, direndahkan, dihina, atau
berbagai tindakan yang mengarah ke harga diri kita. Saat emosi kita luka, kita
akan sangat protektif, mengapa karena luka di atas luka lebih menyakitkan dari
pada luka baru.
Luka emosional akhirnya sering menjadi sabotase bagi diri kita untuk meraih
sukses. Kita takut gagal yang ujung-ujungnya takut diejek oleh orang lain. Kita
juga sering takut oleh anggapan dan perkataan orang lain. Ini adalah akibat luka
emosional yang masih ada dalam diri kita. Selama kita masih memiliki luka
emosional, kita akan tetap sangat protektif yang secara tidak langsung sesuatu
yang menyabotase diri Anda sendiri.
Seperti luka fisik, luka emosional juga bisa disembuhkan. Saat kita tertusuk duri,
agar jari kita sembuh, satu langkah penting ialah dengan mencabut duri yang
ada pada diri kita. Luka tersebut tidak akan sembuh jika kita tidak mencabut
durinya terlebih dahulu. Begitu juga dengan luka emosional, hanya akan sembuh
jika penyebab lukanya sudah kita cabut, caranya dengan memaafkan orang yang
membuat kita luka emosional.
Dengan memaafkan, luka emosional kita akan sembuh sehingga kita tidak akan
over protective lagi terhadap diri kita. Kita akan lebih tenang, tentram, sehat, dan
mendapatkan kedamaian pikiran. Tentu saja, memaafkan yang tulus, yang
benar-benar memaafkan tanpa syarat. Memaafkan yang seolah-olah orang yang
melukai Anda tidak pernah melukai Anda dimasa lampau, bahkan bisa jadi dia
adalah orang yang telah berjasa kepada kita karena memberikan peluang bagi
kita untuk mendapatkan pahala dari memaafkan dan hikmah dari peristiwa yang
bersangkutan.
Dengan memberikan maaf yang sebenar-benarnya maaf, hati ini menjadi lebih
ringan, lapang dan leluasa. Tidak ada lagi ganjalan sesuatu pun di dalam hati
kita yang menghambat pikiran dan tindakan kita. Kita memandang masa depan
dengan lebih optimis, karena sesuatu yang kita lihat begitu cerah dan
menjanjikan.
Diberdayakan oleh Blogger.
About Me
Blog Archive
-
▼
2011
(215)
-
▼
Oktober
(30)
- SEA GAMES XXVI INDONESIA
- NASIONAL 2 :KOMODO NEW 7 Wonders Foundation (Vote ...
- TIPS 1 :CARA MEMBUAT BLOG
- TIPS 2 : Membuat Running Text
- TIPS 04: Cara Mengganti Templates Blog
- Nasional 1: Sumpah Pemuda
- TIPS 4 : Cara Menampilkan Menu Slide Info Di Blog
- Kisah Penuh Hikmah 1 : Tangisan Rasulullah Menggon...
- Sport 1 : Marco Simoncelli
- Renungan 20: Allah menjadikannya mudah
- Renungan 19: Kata siapa harus miskin?
- Renungan 18: Kamu adalah umat yang terbaik
- Renungan 17: Bagimu apa yang telah kamu usahakan
- Renungan 16: Susah Payah
- Renungan 15: Seberat-beratnya beban
- Renungan 14: Janganlah kamu berhati lemah
- Renungan 13: Kisah Nabi Yunus A.S.
- Renungan 12: Rahmatan lil’alamiin
- Renungan 11: Kemenangan Thalut
- Renungan 10: Tegarlah
- Renungan 9: Hanya mengharap keridhaan Allah
- Renungan 8: Jalan keluar itu ada
- Renungan 7:Yang Terjadi ya Terjadilah
- Renungan 6: Maafkanlah
- Renungan 5: Benci
- Renungan 4: Bersyukurlah
- Renungan 3: Hasbunallah wa ni’mal wakiil
- Renungan 2: Kesulitan
- Renungan 1: Shalat dan Shabar
- Asuransi Sinar Mas Incar Rp100 Miliar Dari Produk ...
-
▼
Oktober
(30)