Renungan 11: Kemenangan Thalut



Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata:
"Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya, bukanlah ia pengikutku. Dan barang siapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka ia adalah pengikutku." 
Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata:
"Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya." 
Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata: 
"Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan 
yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah
beserta orang-orang yang sabar." (QS Al Baqarah:249)


Dr. Ahzami S. Jazuli dalam menafsirkan ayat ini menekankan akan pentingnya ujian lapangan bagi pengembangan diri. Beliau melanjutkan, di antara keistimewaan Islam adalah adanya sinkronisasi antara mitsali dan waqii (antara idealita dengan realita). Penyebab kemenangan pasukan Thalut lainnya ialah, karena yang ada dalam benak pengikut Thalut yang minoritas ketika mereka berperang: tujuan mereka adalah bertemu dengan Allah SWT. Menurut Dr. Ahzami, mereka paham bahwa kemenangan bisa diraih hanya semata-mata atas ijin Allah, bukan kepiawaian berperang. Kemudian beliau menambahkan, kesabaran adalah syarat mutlak untuk mendapatkan kemenangan.
 Penafsiran Dr. Ahzami sangat selaras seperti apa yang seperti penafsiran Sayyid Quthb dalam tafsirnya Fi Zhilalil Quran, Sayyid mengatakan: Kekuatan yang tersimpan (tersedia) di dalam jiwa itu tidak lain adalah iradah (kemauan, tekad, kehendak), yaitu iradah yang dapat mengendalikan syahwat dan keinginan, yang tegar menghadapi kesulitan dan penderitaan, yang mampu mengungguli semua kebutuhan dan keperluan, yang lebih mengutamakan ketaatan dan mengemban tugas-tugas dan tanggung jawabnya sehingga mampu melewati ujian demi ujian. Selanjutnya Sayyid Quthb mengatakan bahwa tentara yang diperlukan itu bukan sekedar jumlahnya besar, tetapi haruslah dengan hati yang kokoh, kemauan yang mantap, iman yang teguh, dan konsisten di atas jalan yang lurus. Itulah yang menjadi bekal bagi Thalut beserta pasukannya dalam mengalahkan Jalut dan tentaranya.


Kalau begitu, kita tidak usah mundur sedikit pun untuk meraih sukses yang besar, meski sumber daya kita terbatas. Mungkin modal materi kita kurang. Mungkin kita tidak memiliki karyawan profesional. Mungkin kita kurang memiliki ilmu yang memadai, tetapi seperti pasukan Thalut, meskipun dengan segala keterbatasan bisa memenangkan pertempuran jika bermodalkan hati yang kokoh, kemauan yang mantap, iman yang teguh, serta konsisten dijalan yang lurus.

What's on Your Mind...

Diberdayakan oleh Blogger.